Bagi banyak
orang, telur ayam merupakan menu makanan yang sedap untuk disantap. Oleh
karena itu, rata-rata telur dijadikan lauk rutin oleh sebagian besar
masyarakat. Namun
tahukah kita, sebenarnya telur yang kita beli di swalayan, pasar dan
warung, kebanyakan terkontaminasi atau terkena najis. Utamanya najis
dari kotoran ayam petelur itu sendiri.
Itu
karena pada kenyataannya, telur dari kandang (setahu penulis), tidak
dicuci dulu sebelum di distribusikan. Sebab pembersihan telur dengan air
apalagi sampai digosok kulit telurnya menggunakan benda-benda kasar,
dikhawatirkan akan merusak selaput pertahanan alami kulit telur.
Sehingga bibit penyakit, seperti virus dan bakteri mampu menembus
lapisan berpori pada dinding kulit telur. Ini berakibat telur tidak awet
untuk disimpan. Tentu hal tersebut akan merugikan pedagang telur.
Selain itu, mencuci telur satu-persatu juga merepotkan dan memakan
waktu.
Bahkan,
informasinya, di Inggris serta Uni Eropa, ada larangan telur yang sudah
dicuci untuk di jual. Namun karena banyak orang-orang yang enggan
membeli telur yang ada kotoran ayam atau telur terlihat kotor, maka
mereka membersihkan telur itu kemudian menyemprotnya lagi dengan susunan
lain untuk menghambat bakteri masuk. Karenanya ada telur yang terlihat
sangatlah bersih serta mengkilap di supermarket.
Dari
tinjauan fiqih, memang ada dua pendapat ulama’ terkait kulit telur yang
keluar dari ayam, bebek, dan lainlin. Sebagian mengatakan suci dan
tidak wajib dibasuh kulitnya dan sebagian yang lain mengatakan tidak
suci alias mutanajis (terkena najis).
Baca juga: TATA CARA MENCUCI PAKAIAN AGAR SUCI
Terlepas
dari khilafiah atau perbedaan pendapat tersebut, pada kenyataannya
telur yang kita beli, selalu saja kita lihat terkena najis kotoran hewan
petelur itu sendiri. Baik sedikit maupun banyak.Utamanya saat kita
membeli di warung-warung.
Nah,
bila tidak disucikan, maka dikhawatirkan najis akan mencampuri isi
telur saat kulit telur dipecah untuk digoreng. Karena sifat isi telur
basah dan cair yang bisa saja saat dipecah menyentuh kulit luar telur
yang terkena najis tadi. Sehingga isi telur jadi najis juga.
Apalagi
bila telur tersebut direbus. Bila tidak disucikan dari najis, maka air
rebusan telur menjadi najis semuanya. Bila ada telur yang retak atau
pecah saat direbus, maka air najis secara otomatis akan bercampur dengan
isi telur. Sehingga menjadi najis pulalah isi telur itu.
No comments:
Post a Comment